Kurang Perhatian, Ruang Kelas MI Matha'ul Anwar Pade Masih Dipakai Walau Rusak Berat

independenupdate.com Pandeglang, Banten | Kondisi memperihatinkan dunia pendidikan dirasakan siswa madrasah ibtidaiyah (MI) Matha'ul Anwar Pade, di Desa Parumasan, Kecamatan Cipeucang, Kabupaten Pandeglang, Banten.
Para siswa dan guru harus bertaruh nyawa saat melakukan aktivitas belajar dan mengajar, lantaran atap gedung sekolah rusak berat bahkan nyaris ambruk dan ada beberapa kelas yang sudah tidak beratap. Pasalnya, plafon jebol dan tiang penyangga atap sudah lapuk termakan usia.
Berdasarkan pantauan independenupdate.com, kerusakan plafon dan bagian atap gedung MI Mathla'ul Anwar Pade terlihat di bagian depan ruang kelas. Kerusakan terparah terjadi di sebelah kiri bangunan sekolah yang atapnya rusak berat.
Tidak hanya di luar ruang kelas, plafon yang jebol juga terlihat di ruang kelas yang masih digunakan untuk aktivitas kegiatan belajar dan mengajar. Beberapa rangka penyangga genting juga sudah terlihat lapuk dan rawan ambruk.
"Kerusakan gedung hampir 50%, dan ada yang 90% apalagi saat hujan pasti banjir. Tidak hanya kelas, bahkan kantor (ruang guru) juga banjir ketika hujan turun," ujar Kepala Madrasah, Ika Paduwika kepada independenupdate.com, kamis (31/10/2024).
Ika Paduwika mengatakan, MI MA Pade memiliki empat ruang kelas dan semuanya dalam kondisi rusak. Selain terpaksa harus menggunakan sistem belajar bergiliran, pihak sekolah juga menjadikan satu kelas untuk dua rombongan belajar.
"Bangunan sekolah rusak ini terjadi sejak enam tahun lalu. Ketika itu, kerusakan awalnya terjadi pada bagian atap yang sudah mulai rapuh. Beberapa kelas yang masih menggunakan Atap genting tanah cepat merosot dan akhirnya hancur" katanya.
Kondisi bangunan sekolah yang mengalami rusak berat, lanjut Ika, membuat proses belajar dan mengajar menjadi terganggu dan tidak berjalan maksimal. Pasalnya, siswa dan guru selalu khawatir atap bangunan ambruk.
"Harapan kami tidak banyak, tolong perhatikan sekolah kami. Minimal siswa tidak was was ketika belajar, apalagi saat kondisi hujan tidak khawatir tertimpa plafon atau tertimpa genting yang rangkanya sudah lapuk," pintanya.
Ika juga mengungkapkan, dampak dari kondisi bangunan sekolah yang rusak dan terlihat kumuh membuat jumlah siswa yang mendaftar di MI MA Pade terus berkurang setiap tahunnya.
"Jumlah siswa berkurang karena orang tua siswa melihat bangunan sekolah kumuh, bahkan ada yang mengatakan seperti kandang kambing. Seluruh Siswa tahun 2024 ini berjumlah 99 orang berkurang dari tahun-tahun kemarin lebih dari 200 siswa," ungkapnya.
Padahal menurut Ika, para siswa tidak dikenakan biaya pendidikan alias gratis. Namun, karena bangunan sekolah yang rusak berat membuat orang tua enggan menyekolahkan anaknya di MI MA Pade.
"Sekolah di MI MA Pade gratis, bahkan ketika mendaftar siswa akan mendapatkan seragam sekolah. Namun, tetap saja ada yang tidak mau, mereka mengatakan percuma sekolah gratis kalau kondisinya seperti ini," terang Ika.
Terkait permohonan bantuan, Ika menjelaskan sudah mengajukan ke Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Pandeglang, malah setiap tahun, namun belum terealisasi.
Kami meminta kepada Pengurus Besar Mathla'ul Anwar agar membatu kami dalam hal ini tutupnya. (Ira/Red)