Ketua JMSI Lebak Angkat Bicara Soal Ramainya Pemberitaan PIP Di SDN 1 Sindanglaya, Berharap APH Periksa Awal Temuan Rekan Wartawan dan LSM

Ketua JMSI Lebak Angkat Bicara Soal Ramainya Pemberitaan PIP Di SDN 1 Sindanglaya, Berharap APH Periksa Awal Temuan Rekan Wartawan dan LSM

Independenupdate.com, Lebak, Banten | Ketua Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Kabupaten Lebak berharap aparat penegak hukum (APH) juga menyelidiki temuan rekan wartawan dan LSM terkait dugaan pemangkasan bantuan Program Indonesia Pintar (PIP) di SDN 1 Sindaglaya, Kecamatan Sobang, Kabupaten Lebak, Banten. 

"Menurut saya yang harus di telusuri adalah persoalan awal yang menimbulkan konplik adanya berita yang disebut oknum wartawan dan LSM melakukan pemerasan adalah dugaan pemangkasan bantuan PIP yang ditemukan wartawan dan LSM. Untuk itu, saya berharap aparat penegak hukum menyelidiki dugaan pemangkasan PIP di SDN 1 Sindanglaya tersebut, "tegas Aji Rosyad Ketua JMSI Lebak, Selasa (18/3/2025).

Karena ia berpandangan bantuan Program Indonesia Pintar Itu (PIP) adalah hak masyarakat yang tidak mampu agar tidak putus sekolah. Justru, jika temuan Wartawan dan LSM itu benar dan mereka memiliki bukti, maka aparat penegak hukum harus segera melakukan indakan penyelidikan dan menindaklanjuti sesuai aturan yang berlaku.

"Kami sangat berharap ini dibongkar secara transparan dan dilakukan penyelidikan secara khusus terkait dugaan adanya pemangkasan bantuan PIP tersebut, "ujar Aji.

Yang diberitakan oleh salah satu media online bahwa LSM dan Wartawan itu disebut oknum yang melakukan Pemerasan terhadap SDN 1 Sidanglaya. 

Inilah awal kronologi persoalan tersebut, Setelah di konfirmasi kepada Pimpinan Redaksi media Justicepost.com yang memberitakan awal dugaan adanya pemangkasan bantuan PIP di SDN 1 Sidanglaya, Raeynold mengatakan bahwa pihaknya mencoba mendalami temuan tersebut dan mengutus salahsatu wartawannya tersebut untuk konfirmasi kepada pihak Sekolah sebagai bentuk upaya keberimbangan berita. 

Setelah didatangi  oleh wartawan saya kemudian kata wartawan saya pihak sekolah ingin bermusyawarah terkait temuan PIP tersebut. 

"Kemudian ada yang menelpon saya mengatas namakan oknum tokoh masyarakat yang berinisial BS meminta untuk menutup berita PIP tersebut dan akan memberikan sejumlah uang kepada saya selalu pimpinan redaksi. Oknum BS tersebut mengajak bertemu dan menawarkan sejumlah uang itu mau dikirim ke rekening atau bertemu, ternyata setelah saya selidiki oknum BS tersebut ingin menjebak saya dan uang tersebut pun hingga saat ini tidak saya terima, Setelah itu, tiba-tiba muncul dalam pemberitaan bahwa adanya oknum wartawan dan LSM diduga melakukan pemerasaan. Padahal, ketika di konfirmasi pihak Sekolah lah yang ingin adanya mediasi" Pungkas Raeynold. (Wan/Red)